Sabtu, 25 April 2015

Tiga Menit, Xiaomi Mi Note Ludes

Banderol harga mencapai kisaran Rp 4,7 juta ternyata tak membatasi antusiasme warga Tiongkok terhadap smartphone andalan baru Xiaomi, Mi Note.


Sebagaimana dikutip Kompas Tekno dari Mashable, Rabu (28/1/2015), dalam penjualan perdananya di Tiongkok Selasa kemarin, Mi Note sudah habis diserbu pembeli dalam waktu hanya tiga menit.

Tak disebutkan berapa persisnya jumlah Mi Note yang terjual, tetapi pihak Xiaomi sebelumnya pernah menyatakan bahwa jumlah pemesanan untuk Mi Note mencapai 220 juta. Tentu saja dari 220 juta pemesan tersebut, banyak sekali yang gagal mendapatkan Mi Note.

Mi Note baru akan dijual kembali pada batch pengiriman berikutnya, 3 Februari mendatang.

Perangkat ini sendiri merupakan smartphone 5,7 inci (1920x1080) yang dibekali prosesor quad-core 2,5 GHz, RAM 3GB, serta kamera 13 megapixel dan 4 megapixel.

Deretan spesifikasi tersebut sudah bisa dibilang sebanding dengan model high-end lain yang beredar di pasaran. 

Namun Xiaomi masih menyediakan smartphone lain yang lebih mumpuni bernama Mi Note Pro, dengan layar quad-HD, prosesor Snapdragon 810, RAM 4GB, dan kapasitas media penyimpanan internal 64 GB.

Berbeda dari Mi Note yang sudah hadir di pasaran, Mi Note Pro baru akan menyusul dirilis pada bulan Maret Nanti.

Senin, 20 April 2015

Terungkap, Nama Kembaran Galaxy S6

Semakin dekat dengan ajang Mobile World Congress (MWC) 2015 yang berlangsung pada Maret, semakin ramai peredaran kabar mengenai smartphoneandalan baru Samsung, Galaxy S6, yang diperkirakan bakal muncul dalam ajang internasional tersebut.

Kabar yang dilansir KompasTekno dari GSM Arena, Selasa (27/1/2015), menyebutkan bahwa Galaxy S6 nantinya bakal meluncur dalam dua versi.

Satu varian merupakan model "reguler", sementara lainnya datang dengan layar melengkung yang menutupi kedua sisi layarnya seperti pada Galaxy Note Edge.
Kehadiran perangkat yang disebut belakangan itu terendus lewat situs operator Belanda, Vodafone Netherlands, yang tak sengaja mencantumkan namanya dalam baris kode situs. 

Dari sini, diketahui bahwa "kembaran" Galaxy S6 tersebut bakal bernama Galaxy S Edge, tanpa embel-embel angka. 

Belum banyak informasi lain yang diketahui, kecuali nama tersebut. Harga dan informasi tanggal peluncurannya pun masih misteri.

Kabar sebelumnya menyebutkan bahwa Galaxy S6 bakal dibekali dengan prosesor Exynos 7420, RAM 3GB, kamera 16 atau 20 megapiksel, serta media penyimpanan internal 32 GB.

Rabu, 15 April 2015

Sony Ingin "Nyawa" Xperia Bertahan Setahun

Sony dikabarkan berniat memperpanjang "nyawa" smartphone buatan mereka. Smartphone Android biasanya akan mulai tersingkir dari pasaran setelah berusia tiga sampai enam bulan pasca rilis. 

Nyawa atau siklus hidup sebuah model Xperia inilah yang berusaha diperpanjang oleh perusahaan asal Jepang itu.

General Manager Sony di Taiwan, Jonathan Lin mencontohkan bahwa saat ini Sony memiliki smartphone Xperia Z2 versi ungu. Xperia Z2 selain warna ungu sudah dijual sejak Mei 2014. Untuk memperpanjang siklus Z2 di sana, Sony melepaskan varian berwarna ungu dan terbukti direspon dengan baik oleh pasar.

Dari pengalaman tersebut, Sony lalu mencoba menerapkan batas perilisan smartphonebaru. Rencananya batas tersebut adaah satu tahun sekali, sementara itu pilihan warna yang disediakan akan dirilis bertahap.

"Strategi kami saat ini adalah soal memperpanjang siklus hidup sebuah produk, dan salah satunya adalah upaya untuk menawarkan lebih banyak konten mobile dan warna ponsel," terang Lin.

Dikutip KompasTekno dari Android Authority, Selasa (27/1/2015), rencana itu baru akan diterapkan di Taiwan. Belum diketahui apakah nantinya Sony akan menerapkan perpanjangan "nyawa" smartphone tersebut ke lini penjualannya di negara lain.

Kondisi Sony saat ini tak terbilang sehat. Tahun 2014 saja, raksasa teknologi dari Jepang itu telah memangkas prediksi penjualan yang sanggup dicapainya; dari 50 juta unit turun menjadi 41 juta unit. Kuartal terakhir Sony tercatat kerugian bersih senilai 1,2 miliar dollar AS.

Jumat, 10 April 2015

Steve Jobs, Ramalanmu Kali Ini Meleset

Tak ada seorang pun mau membeli ponsel yang berukuran besar," tegas pendiri Apple, Steve Jobs pada tahun 2010. Saat itu, Jobs menganggap sebelah mata ponsel dengan ukuran layar yang lebar. Jobs pun tak berniat untuk membuat iPhone berlayar besar.

"Ramalan" Jobs soal ponsel berlayar besar tersebut ternyata meleset. Buktinya, ponsel terbaru Apple, iPhone 6 dan iPhone 6 Plus yang dilengkapi layar lebar sangat laku di pasaran.

Larisnya penjualan duo iPhone 6 tersebut terpampang dalam laporan keuangan terakhir Apple. Pada kuartal IV 2014, Apple tercatat berhasil menjual 74,5 juta perangkat iPhone. 

Kesuksesan penjualan itu tak lepas dari kontribusi penjualan iPhone 6. iPhone menunjukkan grafik penjualan yang meningkat tajam pada ujung kuartal III, tepatnya saat Apple merilis iPhone 6 dan iPhone 6 Plus. 

CEO Apple Tim Cook pun mengakui keberhasilan penjualan tersebut merupakan kontribusi iPhone 6. "iPhone 6 adalah iPhone yang paling populer di kuartal sebelumnya," kata Cook, sebagaimana dikutip KompasTekno, Rabu (28/1/2015) dari Gigaom.

Dalam kuartal tersebut, perusahaan asal California ini juga berhasil meraup keuntungan 18 miliar dolar AS atau Rp 225 triliun dalam waktu tiga bulan. Angka ini menjadikan Apple sebagai perusahaan dengan rekor pendapatan perkuartal terbesar sepanjang sejarah. 

Kontribusi penjualan iPhone sangat dominan dalam pencetakan rekor tersebut. Jika tak didompleng penjualan iPhone, Apple disinyalir tak akan meraup untung sebanyak itu. Pasalnya, produk iPad justru menunjukkan penurunan penjualan. Sedangkan penjualan iPod dan iMac stagnan.

Minggu, 05 April 2015

Kenapa Snowden “Alergi” iPhone?

Nama Edward Snowden melegenda sebagai kontraktor National Security Agency (NSA) yang membocorkan ribuan dokumen rahasia milik dinas spion AS tersebut.


Dengan aneka trik mata-mata uang diketahuinya, Snowden  yang kini tinggal di Rusia itu kemudian menjadi “alergi” terhadap ponsel iPhone besutan Apple, sebuah perusahaan Amerika.

“Edward tak pernah memakai iPhone, dia menggunakan ponsel yang lebih sederhana,” kata pengacara Snowden, Anatoly Kucherena, sebagaimana dikutip KompasTekno dariThe Inquirer, Kamis (28/1/2015).

“iPhone punya software khusus yang bisa aktif sendiri tanpa campur tangan pengguna, lalu mengumpulkan informasi mengenai dia (Snowden),” lanjut Kucherena.

Tak dijelaskan “software khusus” seperti apa yang dimaksud. Boleh jadi Snowden berpikir bahwa para intel AS berhasil menyusupkan program mata-mata dalam sistem operasi milik Apple, atau malah bekerjasama dengan pabrikan gadget tersebut.

Apple sendiri pernah dituding terlibat dalam proyek PRISM milik NSA, di mana badan spion itu melacak informasi dari berbagai jalur komunikasi modern, termasuk via smartphone. 

Sistem operasi iPhone juga diduga mengandung spyware yang memata-matai pengguna. 

CEO Apple Tim Cook segera membantah kedua tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa pihaknya tak terlibat dalam kerjasama spionase dengan NSA.